Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Thursday, February 11, 2010

Skenario Paksakan Dinasti Hadi Utomo

oleh: Rovy Giovanie
Mendadak nama Agus Hermanto muncul ke permukaan. Adik kandung Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Hadi Utomo, ini digadang-gadang sebagai penerus ‘Dinasti Cikeas’ dalam kongres mendatang. Demokrat mau bunuh diri?
Rumor jelang kongres mulai menghinggapi Partai Demokrat. Kubu-kubu yang hendak meramaikan kongres saling melempar isu. Yang mengejutkan adalah berhembusnya kabar bahwa salah seorang kandidat bernama, Agus Hermanto, telah mengantongi restu Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Benarkah? Bila kabar ini benar, maka besar kemungkinannya akan memenangkan kongres. Pasalnya SBY saat ini masih merupakan peentu utama Partai Demokrat. Tapi sayangnya, rumor ini dibantah Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Achmad Mubarok. Kepada Mimbar Politik, beberapa waktu lalu, politisi yang suka bicara blak-blakan ini menegaskan, SBY tidak mungkin memaksakan calon tertentu, terlebih dari keluarga sendiri. “SBY itu sangat demokratis. Bahkan beliau juga telah menegaskan untuk tidak akan melakukan KKN dalam membesarkan partai. Prosesnya diserahkan sepenuhnya kepada arus bawah. Saya bisa jamin itu,” tandas Mubarok.
Yang jelas, rumor adanya skenario memenangkan Agus Hermanto dalam kongres di Bandung, Mei 2010 mendatang, memang berhembus kencang. Adik kandung Ketua Umum, Hadi Utomo, itu kabarnya sudah melakukan gerilya penggalangan dukungan ke daerah-daerah. Kabar terakhir, Agus melakukan sejumlah pertemuan dengan para pimpinan daerah di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kemunculan nama Agus cukup mengejutkan. Sejumlah sumber Mimbar Politik di Demokrat mengungkapkan bahwa ada kesan pemaksaan oleh Hadi Utomo untuk menggolkan adiknya yang kini duduk sebagai salah satu Ketua DPP Partai Demokrat itu. “Kalau mau realistis, ya mana mungkin Agus dicalonkan. Dia tidak punya kapasitas sedikit pun sebagai sosok pemimpin. Apalagi untuk partai besar seperti Demokrat. Kalau dipaksakan, ini namanya bunuh diri,” tegas sumber tadi ketika ditemui di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (1/2).
Di pentas politik nasional, nama Agus memang kurang dikenal. Bahkan sejumlah pakar politik mengaku tak pernah mendengar nama itu. “Siapa itu Agus? Tapi siapapun dia, saya rasa sangat tidak pas untuk memimpin Demokrat. Dia tidak dikenal,” kata pakar politik UI, Arbi Sanit.
Menurut Arbi, calon ketua umum Demokrat haruslah seorang intelektual, memiliki kemampuan komunikasi politik dan beragumentasi. “Rasanya itu semua tidak nampak pada Agus. Setidaknya dia tidak pernah muncul ke permukaan,” tegas Arbi.
Secara objektif, Demokrat sebenarnya memiliki cukup banyak kader potensial. Yang paling diunggulkan selama ini adalah Anas Urbaningrum, Ketua Fraksi Demokrat DPR RI. Selain kemampuan intelektualitas serta komunikasi politiknya yang bagus, Anas juga memiliki basis dukungan akar rumput yang kuat. Mubarok bahkan meyakini Anas bakal memenangkan kongres Demokrat mendatang.
Selain Anas, sejumlah nama lain juga disbut-sebut, diantaranya Marzuki Alie (Ketua DPR RI dan Mantan Sekjen DPP), Syarief Hasan (Menteri UKM dan Mantan Ketua Fraksi Demokrat di DPR), Hayono Isman (Wakil Ketua Komisi I DPR dan Ketua DPP), Andi Mallarangeng (Menteri Pemuda dan Olah Raga dan Ketua DPP). Dari nama-nama itu, selain Anas adalah Marzuki yang potensial memimpin Demokrat. Hanya saja, Marzuki kecil kemungkinannya mau melepas kursi Ketua DPR, sesuai dengan peraturan partai yang melarang rangkap jabatan. Dengan demikian, Anas berada diatas angin.
Namun, ketika dikonfirmasi, Anas mengelak. Politisi santun ini lebih memilih fokus pada pekerjaan berat yang menjadi bebannya saat ini, yakni sebagai Ketua Fraksi dan anggota Pansus Angket Century. “Ini tugas wajib saya sekarang. Kongres masih lama. Nanti saja saya pikirkan, sekarang masih terlalu dini,” kilahnya.
Komentar senada dilontarkan Marzuki dan sejumlah calon lainnya. Hanya Agus yang Nampak ambisius. Ketika dihubungi via telepon, Selasa (2/2), Agus mengklaim telah mengantongi dukungan nyata dari DPD I dan DPD II se-Jawa Tengah, Yogyakarta, dan beberapa wilayah Sumatera dan Kalimantan. “Namun konsolidasi belum terlalu efektif karena masih sibuk dengan Pansus Century,” ujarnya.
Mungkinkah SBY membiarkan manuver Dinasti Hadi Utomo menguasai Demokrat? Bila ini benar-benar terjadi, maka siap-siap saja Demokrat terpental pada Pemilu 2014 mendatang.