Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Saturday, February 13, 2010

Ganjalan Politik Ical dari Internal

oleh: Rovy Giovanie
Manuver politik Aburizal Bakrie (Ical) dalam menghadapi SBY diperkirakan tak bakal mulus. Faksi-faksi Golkar kemungkinan besar bakal mengganjalnya.
Dibalik suaranya yang lantang, Partai Golkar ternyata tak solid. Faksi-faksi dalam tubuh partai beringin itu memiliki sikap dan pandangan berbeda dengan sang Ketua Umum, Aburizal Bakrie.
Konon Trio Alpha yang menjelang Munas di Pekanbaru, Riau, Oktober 2009 lalu, selalu kompak menghadapi kubu Surya Paloh dan Jusuf Kalla, kini mulai merenggang. Masing-masing alpha –Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung, dan Agung Laksono—kini tak hanya jalan sendiri-sendiri, tetapi juga terlibat dalam persaingan.
Persaingan ini, menurut mantan Ketua DPP Golkar Zainal Bintang, nampak jelas seiring dengan memanasnya suhu politik akibat skandal Bank Century. Masing-masing memiliki target sendiri-sendiri. Target yang diincar Ical, menurutnya, memang kursi wapres. “Kursi terbanyak di parlemen setelah Demokrat kan Golkar. Nah agar ke depannya (SBY) aman dari guncangan tsunami di Senayan, maka yang paling menonjol memperoleh kursi tiket wapres itu kan Golkar, dalam hal ini Aburizal Bakrie,” ujarnya ketika dihubungi Mimbar Politik, Selasa (9/2).
Tapi, kasus pajak senilai Rp 2,1 triliun yang sedang menimpa perusahaannya membuat Ical tak leluasa bergerak. Situasi ini tak disia-siakan pesaing Ical di internal Golkar sendiri. Agung Laksono yang kini menjadi wakil ketua umum berpotensi menggeser Ical. “Agung dengan Aburizal bedanya cuma satu spasi. Dia Golkar tulen dan posisinya seksi sebagai Menko,” ujarnya. Dalam kiprahnya di lapangan, manuver Agung terepresentasikan melalui Setya Novanto yang kini menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar di Senayan.
Peluang Akbar menggeser Ical juga tak kalah besarnya. Sebagai politisi handal dan berpengalaman, Akbar lebih mampu bermanuver. Apalagi sebagai mantan Ketua Umum PB HMI, Akbar juga memiliki jaringan yang cukup kuat di Partai Demokrat. Manuver kubu Akbar, menurut Zainal, bisa dilihat dari gerakan dua kadernya yang kini duduk di Pansus, yakni Agun Gunandjar dan Ade Komaruddin.
Tak mengherankan bila sebagian besar kalangan tak percaya dengan pernyataan Ical bahwa Golkar akan mempertahankan sikapnya berseberangan dengan SBY, meskipun dengan risiko didepak dari koalisi. Apalagi para petinggi Golkar sendiri juga memiliki sikap berbeda-beda dalam menyikapi pandangan awal fraksi di Pansus Century.
Akbar Tandjung, misalnya, melihat ada ruang terbuka bagi Golkar untuk berubah sikap. “Dalam politik selalu ada kemungkinan sebelum pandangan akhir,” ujarnya kepada Mimbar Politik.
Akbar sendiri berkeyakinan pada akhirnya akan tercapai kesepahaman dengan koalisi. Alasannya cukup banyak hal-hal yang debatable dalam kasus Century. Ia mencontohkan soal sistemik atau tidaknya kondisi waktu itu. Juga tentang status uang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dipergunakan untuk bailout senilai Rp 6,7 triliun. Karena perbedaan-perbedaan itu, menurutnya, Golkar juga akan mengkajinya sebelum penyampaian pendapat akhir.
Besar kemungkinan bakal terjadi persaingan ketat antar faksi dalam rapat penentuan sikap akhir Golkar. Bila melihat peta yang ada saat ini, faksi Akbar dan Agung kemungkinan besar akan menyatu, karena kesamaan visinya dalam mempertahankan koalisinya dengan pemerintahan SBY. Bahkan besar kemungkinannya duet Akbar-Agung menjadi penentu manuver Golkar menjelang detik-detik penyampaian pendapat akhir.