Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Saturday, February 13, 2010

Kala Prabowo Memilih Prihatin

oleh: Rovy Giovanie
Di saat parpol lain sibuk mencitrakan diri, Partai Gerindra justru santai. Tak hanya anggotanya di Pansus Century yang cenderung diam, peringatan hari jadi ke-2, Sabtu (6/2), pun dirayakan sederhana.
Kemeriahan peringatan hari jadi Partai Gerindra setahun lalu kini tak terulang lagi. Berlokasi di kantor DPP Partai Gerindra, Jl Brawijaya, Jakarta, Sabtu (6/2), perayaan ulang tahuh ke-2 partai berlambang kepala Garuda kali ini jauh dari gegap gempita. Tidak ada perhelatan pesta, apalagi nuansa kemewahan. Yang ada hanya acara potong tumpeng ala selamatan masyarakat Jawa.
"Syukuran biasa, hanya potong tumpeng saja," ujar Ketua Panitia Pelaksana Ulang Tahun Ke-2 Partai Gerindra, Edi Prabowo, di sela-sela acara.
Kesan sederhana juga nampak dari absennya para tamu undangan penting. Wajar kalau suasana ultah hari itu tak jauh beda dengan acara-acara rapat rapat yang rutin digelar Gerindra. Bedanya, para pengurus partai yang hadir kali ini lebih lengkap, termasuk sekitar 26 politisinya yang duduk di kursi Senayan. Maklum, hari itu sang ikon Gerindra, Prabowo Suboanto, menyempatkan diri hadir, meskipun belakangan ini lebih banyak sibuk di luar negeri.
Anehnya lagi, bila parpol-parpol lain cenderung mengajak wartawan ikut ramai-ramai memeriahkan ulangtahun, maka ultah Gerindra kali ini justru tak memperbolehkan wartawan memasuki ruangan. Namun, belakangan panitia memasang pengeras suara di luar ruangan, sehingga para wartawan bia mengikuti acara. Ketika acara menjelang usai, para wartawan baru dibiarkan masuk.
Entah kenapa Prabowo yang biasanya semula selalu total dalam mensosialisasikan aktivitas partainya, kali ini justru terkesan menutup-nutupi. Ada apakah? Menurut Edi, acara ultak sengaja disetting sederhana karena situasi Indonesia sedang prihatin. “Rasanya tidak pantas untuk membuat kemeriahan di saat rakyat sendiri masih kesusahan,” kilah Edi.
Tak salah bila kondisi yang agak janggal ini menimbulkan desas-desus. Kabarnya Prabowo sengaja membuat acara ultah kali ini tertutup dari wartawan lantaran Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu sedang kecewa berat dengan para kader partainya. Penyebabnya adalah pernyataan ‘lancang’ sejumlah politisinya di Senayan yang mengatasnamakan sikap resmi partai ketika menuntut pemakzulan Presiden SBY. Yang dimaksud adalah Sadar Subagyo yang menggelar jumpa pers resmi, Senin (1/2) untuk menyuarakan pemakzulan presiden. Pernyataan ini kemudian dipertegas lagi oleh politisi Gerindra lainnya, Desmon Mahesa, yang mengajak anggota Pansus untuk tidak ragu-ragu memakzulkan SBY.
Kabarnya, Prabowo yang kala itu tengah berada di luar negeri itu marah besar ketika mendengar kabar ini. Pasalnya, dia tidak pernah diajak bicara sebelum keluarnya pernyataan sikap yang sempat menghebohkan itu. Nah, dalam acara ultah ini, Prabowo rupanya melampiaskan kekecewaannya. Konon, dalam pertemuan tertutup itu, mantan menantu Soeharto itu sempat memberi peringatan keras kepada politisi ‘lancang itu. "Pak Prabowo mengingatkan bahwa sendi negara harus dihormati. Kemudian aturan main juga harus dihormati dan kehidupan masyarakat juga harus dijaga. Pak Prabowo juga berpesan bahwa proses demokrasi harus dihormati," ungkap Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani.
Dalam pidato ulang tahun itu Prabowo juga menyampaikan sindiran cukup pedas. "Saya berpesan agar kader harus tetap patuh kepada kapten tim. Tanpa disiplin kita ini gerombolan. Saya tidak mau jadi ketua dewan pembina gerombolan. Dan bagi kader partai yang tidak sunguh-sungguh dipersilahkan untuk keluar dari partai,” tandas Prabowo.
Meski demikian, bukan berarti mantan Danjen Kopassus ini melarang politisinya mengungkap skandal Century. Prabowo, menurut Muzani, justru mengungkap siapa yang benar dan siapa yang salah dalam kasus Century . Bagi Prabowo, Gerindra tidak memiliki beban untuk bersikap tegas, karena tidak punya kepentingan untuk bermanuver laiknya sejumlah perpol lainnya yang menjadikan Pansus sebagai ajang mencari kabatan
Yang masih menjadi masalah, menurutnya, adalah lemahnya koordinasi diantara sesama politisi Gerindra. Apalagi, menurutnya, saat ini adalah momentum tepat untuk melakukan konsilidasi guna menghadapi Pemilu dan Pilpres 2014. "Kami akan melakukan konsolidasi selama tiga tahun mendatang. Dalam masa itu kami akan memperkuat para kader partai kami supaya lebih militan," ujar Prabowo.
Akankah pendekatan prihatin ini mampu mengantar Gerindra mengejar ketertinggalannya dari parpol lain yang belakangan saling berlomba-lomba mencuri perhatian publik?