Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Saturday, June 20, 2009

Tim Siluman Penggerak Operasi Bawah Tanah

Oleh: Rovy Giovanie
Dalam sebuah pertempuran, kekuatan yang paling menentukan adalah pasukan khusus yang tersembunyi. Cara ini rupanya diadopsi para capres. Sejumlah tim tak resmi dibentuk dengan tugas-tugas khusus.

Tim Sukses JK-Wiranto dan Mega-Prabowo meradang. Sejumlah baliho kampanye mereka yang semula terlihat indah kini rusak. Yang lebih menyakitkan, modus sayatannya seolah memberi pesan penghinaan, yakni di bagian mulut dan leher.
Diduga kuat bahwa aksi perusakan itu dilakukan secara sengaja dan terorganisir. Tetapi siapa dalangnya, sampai detik ini tak ada yang tahu. "Itu bukan rekayasa karena pola sayatannya sama, JK di mulut, Prabowo di leher. Itu menunjukkan JK dianggap terlalu banyak mulut sedangkan Prabowo itu perlu di eksekusi karena popularitasnya mengancam," ujar pengamat intelijen, MT Arifin.
Dari sisi intelijen, ada beberapa kemungkinan siapa dibalik kejadian tersebut. Kemungkinan pertama, pelakunya adalah lawan politik yang tidak senang. Kemungkinan kedua, pelakunya adalah tim pemilik baliho sendiri. Tujuannya, untuk membuat kesan seolah-olah dirinya menjadi pihak yang dirugikan dan teraniaya.
Tetapi, tak satu pun tim sukses pasangan capres yang mau bertanggung jawab. Padahal, kecil kemungkinannya hal itu dilakukan oleh orang iseng. Terlepas dari pihak mana yang melakukan aksi tersebut yang jelas pelakunya adalah pihak yang berada di belakang salah satu pasangan capres-cawapres. Tetapi tidak lah mudah untuk bisa menemukan mereka, karena tindakan semacam ini biasanya dilakukan oleh orang terlatih.
Kasus diatas hanyalah sebagai contoh, betapa pentingnya pasukan siluman dalam sebuah tim sukses. Masih banyak contoh lainnya yang lebih besar, dan pelakunya juga sulit diidentifikasi, apalagi ditemukan. Termasuk dalam operasi infiltrasi atau penyusupan ke pihak lawan. Lantas, apakah tim-tim siluman itu benar-benar ada di belakang para pasangan capres-cawapres?
Sudah menjadi rahasia umum kalau SBY-Boediono tak hanya didukung oleh Tim Sukses resmi yang dilaporkan ke KPU. Santer beredar, bahwa capres incumbent disukung sedikitnya oleh 9 relawan siluman. Hal ini diakui leh salah seorang Ketua DPP Partai Demokrat Max Sopacua.
Kesembilan tim itu adalah Tim Echo, GPS, Sekoci, Delta, Romeo, Foxtrot, Jaringan Nusantara, Majelis Dzikir Nurussalam, dan Barindo. Semua tim tersebut ditopang oleh nsur jenderal intelijen.
Salah seorang jenderal pendukung SBY, Mayjen (Purn) Djali Yusuf, memberi bocoran. “Operaisi tentara itu kan ada yang terbuka dan tertutup. Jadi kalau kita mau bergerak, ya tidak semua harus terbuka. Ada juga orang yang tidak suka dengan kemampuan kita. Tapi ada yang kita buka, kampanye terbuka, dialogis bisa dipantau. jadi masing-masing mempunyai cara, ada operasi terbuka dan tertutup,” ungkap mantan Pangdam Sultan Iskandar Muda, Aceh, itu.
Djali menjabat Koordinator Keamanan dan Pengawasan Kampanye di Tingkat Nasional Tim Sukses SBY pada Pilpres 2004. Saat ini ia menjabat Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik menggantikan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau Yenny Wahid, putri Gus Dur.
Dari kesembilan tim pendukung SBY, yang paling berpengaruh adalah Tim Echo pimpinan mantan Panglima TNI Marsekal (Purnawirawan) Djoko Suyanto. Tim ini memiliki tugas khusus untuk melakukan gerakan-gerakan intelijen hingga ke daerah-daerah. Tim ini mengadopsi fungsi teritorial di militer yang tujuannya mendongkrak perolehan suara.
Tak kalah dengan Tim Echo, GPS yang dipimpin Marsekal Madya (Purn) Suratto Siswodihardjo merupakan tim penopang fungsi intelijen, khususnya yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Sementara Tim Sekoci yang pada pemilihan legislatif menjadi penyokong Partai Demokrat bertugas mendata tokoh masyarakat, pengusaha, tokoh agama, tokoh perempuan, petani dan nelayan. Tim ini diketuai Komisaris Utama PT Indosat Soeprapto, dan Staf Khusus Presiden bidang pertahanan Wakil Ketua Irvan Edison.
Selanjutnya Tim delta. Meskipun hanya bertugas mengurusi logistik kampanye, namun juga tak lepas dari fungsi intelijen. Karena itu beberapa jenderal purnawirawan ikut dipasang dalam tim ini.
Sedangkan tim lain, yakni Foxtrot dan Romeo, bertugas menggalang komunikasi, simpati masyarakat melalui media massa, dan kelompok masyarakat, termasuk di dalamnya mengaktifkan kembali Jaringan Nusantara yang dipimpin aktivis yang kini menduduki komisaris di perusahaan plat merah, Andi Arif.
Yang tak kalah pentingnya adalah Barindo. Tim ini memiliki jasa yang cukup signifikan dalam mengantarkan SBY meraih kemenangan pada Pilpres 2004. Belakangan tim ini pecah. Kubu Letjen (Purn) M Yasin mendirikan Barindo Raya yang kini berdiri dibelakang capres Megawati. Menurut Djali Yusuf, semua tim sukses itu langsung di bawah koordinasi Presiden SBY. “Kita bergerak di lapangan, dan koordinasinya langsung ke Pak SBY,” kata Djali.
Diluar itu, masih ada sejumlah tim lain yang tak kalah pentingnya. Sebut saja misalnya Blora Center, Bravo Media Center, dan banyak lagi lainnya.
Sementara Tim Mega-Prabowo juga memiliki sejumlah tim siluman. Diantaranya adalah Barindo Raya pimpinan M Yasin. Tim ini memegang peranan cukup sentral dalam tim intelijen Mega-Prabowo. Apalagi dia menjabat sebagai koordinator penggalangan massa. Hal ini tak lepas dari keberhasilan Yasin ketika menjadi Tim Sukses SBY pada Pilpres 2004 silam.Meskipun tugas utama tim ini adalah menggalang dukungan dari tokoh masyarakat, namun dalam praktiknya, Barindo Raya cenderung menjadi motor penggerak aksi intelijen.
Selain Barindo Raya, masih ada beberapa organisasi siluman lainnya. Diantaranya ya adalah Pandu Prabowo, Poros Ampresa, Brigade Masjid, dan beberapa lainnya. Dan yang pasti Dewan Jenderal yang berdiri di belakang pasangan Mega-Prabowo merupakan think thank dari semua operasi intelijen kubu ini. Semua tim ini memiliki fungsi yang hampir sama. Perbedaannya pada model pendekatan dan wilayah garapan. Kalaupun publik lebih mengenal Barindo karena organisasi ini memang sengaja dijadikan sebagai pendobrak.
Pandu Prabowo bertugas menyasar dukungan dari kalangan aktivis mahasiswa, ormas, organisasi pemuda, serta anggota-anggota partai lain. Brigade Masjid menggarap masyarakat atau kelompok-kelompok Islam.
Bagaimana dengan kubu JK-Wiranto? Modusnya nyaris sama. Meskipun di permukaan lebih mengandalkan tim resmi yang beranggotakan 650 orang, namun JK-Wiranto sebenarnya termasuk pasangan yang memiliki tim siluman paling banyak. Sebagian besar berupa ormas-ormas yang belakangan marak menyampaikan dukungan resmi ke arah pasangan ini. Saat ini pasangan capres dari Golkar dan hanura ini memang paling bayak mendat dukungan ormas, mulai dari ormas keagamaan hingga yang bersifat nasionalis.
Diluar itu, JK-Wiranto juga memiliki tim siluman utama. Yang paling berperan adalah Tim Garuda pimpinan Marsdya (Purn) Basri Sidehapi. Tim beranggotakan puluhan jenderal ini memiliki spesialisasi gerakan di bawah permukaan, khususnya menyangkut intelijen dan kontra intelijen.
Tim lain yang bergerak aktif saat ini ada¬lah Tim Relawan Pelangi. Dipimpin Muha¬m¬mad Iqbal Miad Saad, adik kandung Mufidah Jusuf Kalla, tim itu mengorganisasi sejumlah komunitas pendukung JK. Di antaranya, komunitas majelis dzikir, ko¬munitas JK Fans Club, komunitas sopir dan pekerja transportasi, komunitas lintas agama, komunitas TNI, komunitas nelayan, komunitas buruh dan serikat pe¬kerja, komunitas seni-budaya, dan Barisan Massa JK-Wiranto.
Komunitas lain yang tengah menggalang massa adalah Masyarakat Peduli Sesama (MPS). Didirikan pengusaha alat berat dan energi Edy Joenardi, MPS bergerak memberdayakan masyarakat pedesaan di Jawa Barat dan DKI. MPS mengorganisasi petani tebu, membuat desa mandiri energi, desa mandiri tirta, komunitas tukang ojek dan pe¬da¬gang pasar, serta komunitas rural lain.
Tugas berbeda disandang Tim Negarawan Center. Lembaga yang didirikan Johan Silalahi itu melakukan penggalang¬an di media massa melalui riset dan penjajakan pendapat pemilih (polling) serta meng-create isu-isu strategis untuk pencitraan JK-Wiranto. Salah satu anggota tim ini adalah Irfan Asy'ari Sudirman, putra sulung KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Lelaki yang akrab dipanggil Ipang ini memegang peranan prnting dalam pencitraan JK. Atas rekomendasi Irfan lah JK kini rajin mengenakan kopiah. Tak sekadar menunjukkan identitasnya sebagai warga nahdliyin, melainkan juga untuk menyiasati tinggi badannya yang mungil.
Tim sukses yang paling lama mendukung JK adalah Lembang Sembilan. Pada Pemilu Presiden 2004, Lembang Sembilan merupakan tim kampanye resmi SBY-JK yang, antara lain, dipimpin Alwi Hamu (kini staf khusus Wapres), Sofyan Djalil (kini menteri negara BUMN), dan Fahmi Idris (kini Menperin). Kini Lembang Sembilan beralih nama menjadi Institut Lembang Sembilan. Tugas tim itu melakukan penggalangan di media massa dan peng¬organisasian relawan di daerah-daerah.
Tim lain adalah Presidium Pemuda Indonesia. Tim yang beranggotakan mantan-mantan tokoh organisasi mahasiswa dan kepemudaan, seperti KNPI, HMI, PMII, dan KAHMI, itu bertugas menggalang dukungan dari organisasi massa dan mantan aktivis mahasiswa.
Semua tim relawan tadi berada dibawah kendali Tim Garuda. Semua konsep dan strategi gerakan yang dilakukan melalui koordinasi dengan tim Dewan Jenderal itu. Alasannya, setiap kegiatan atau gerakan selalu memiliki sisi intelijen.
Jelas sudah, betapa besarnya peranan para pensiunan jenderal itu dalam gerakan inteliden para capres-cawapres.