Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Friday, June 12, 2009

Bercanda dengan Maut

Oleh: Syarov D Imfath
Kurang dari sepekan, dua heli TNI jatuh. Sedangkan dalam lima tahun terakhir, tak kurang dari 16 pesawat TNI mengalami kecelakaan. Total korban sekitar 200-an orang tewas. Sia-sia.
Bercanda dengan maut. Demikian komentar anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Effendy Choirie, tentang maraknya kecelakaan menimpa heli dan pesawat milik TNI.
Tak salah memang. Bayangkan, kurang dari seminggu terakhir telah terjadi dua kecelakaan yang memakan korban jiwa. Jumat pekan lalu (12/6), sebuah heli Puma H3306 milik TNI AU, jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor. Dua tentara mekanik tewas, sedangkan pilot Mayor (pnb) Sobic Fanani dan kopilot Lettu Wisnu, serta tiga anggota TNI lainnya mengalami luka.
Empat hari sebelumnya, Senin (8/6), heli jenis Bolkow BO105, milik TNI AD juga nyungsep di Kampung Cibuni, Rawa Beber, Pagelaran, Cianjur. Tiga awak dan penumpangnya, termasuk Kolonel Ricky Samuel, Komandan Pusat Pendidikan (Danpusdik) Kopassus tewas. Sedangkan 1 awak dan 1 penumpang lainnya mengalami luka.
Praktis dalam waktu enam bulan terakhir saja tercatat delapan kecelakaan menimpa armada udara TNI. Sedangkan data lima tahun terakhir 16 pesawat dan helikopter milik tentara terjun bebas. Total korban tewas sekitar 200 orang. Yang terbesar terjadi dalam kecelakaan 20 Mei 2009 silam. 101 orang tewas dan 11 orang luka ketika pesawat Hercules C 130 jatuh dan terbakar di pesawahan Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Menrut Gus Choi, panggilan Effendy Choirie, berbagai kecelakaan itu tak lepas dari ketidakseriusan pemerintah dalam menangani alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI. Padahal sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mestinya lebih unggul. “Tetapi faktanya sangat jauh tertinggal dari negara tetangga. Ini kan namanya bercanda dengan maut? Bukan hanya nyawa para korban pesawat yang jatuh, tetapi juga nyawa masyarakat Indonesia yang harus dilindungi militer sebagai kekuatan pertahanan,” tutur vokalis DPR ini kepada Mimbar Politik.
Dibandingkan masa-masa sebelumnya, tragedi yang menimpa armada udara TNI kali ini memang terburuk. Bahkan anggota DPR RI dari Fraksi PAN, Alvin Lie, berani memastikan bahwa safety record penerbangan TNI saat ini terburuk dalam sejarah RI. Ia menyarankan agar semua pesawat TNI segera digrounded untuk safety dan maintenance audit. “Tidak ada lagi alasan bilang kecelakaan-kecelakaan ini tidak ada kaitannya dengan minimnya anggaran perawatan," ujar dia.
Ada tengara bahwa tingginya angka kematian dalam kecelakaan pesawat milik TNI dikarenakan banyaknya perlengkapan palsu. Pakaian terbang para penerbang militer kita, misalnya, konon menggunakan yang tidak anti-terbakar. Akibatnya, korban yang mestinya selamat dalam kecelakaan pun ikut tewas karena terbakar.
Alvin tidak berani memastikan kenapa hal itu bisa terjadi. Bisa saja karena dikorupsi, atau mungkin juga lantaran minimnya anggaran. Lain halnya dengan mantan Presiden Abdurrahman Wahid yang langsung menuding faktor korupsi sebagai penyebab rendahnya kualitas alutsista kita. "Nanti, jika anggaran pendapatan dan belanja negara yang dialihkan untuk alutsista, tidak dikorupsi, tidak akan terjadi,” ujarnya.
Isu korupsi dalam pengadaan alutsista memang sempat berhembus. Namun sejauh ini belum ada fakta yang mampu mengungkap hal itu. Meski demikian bukan berarti tertutup kemungkinan terjadinya korupsi. Apalagi bila melihat nilai aset alutsista yang sangat besar. Menurut Ketua BPK Anwar Nasution, aset Departemen Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia saat ini berjumlah sekitar Rp 163 triliun atau 24 persen dari aset pemerintah. Dari jumlah itu, sekitar Rp 47 triliun atau 29 persen berupa peralatan dan mesin alutista.
Mengenai hal ini, Wakil Ketua Komisi Pertahanan dan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, Yusron Ihza Mahendra, mendesak agar TNI segera melakukan audit dan membentuk tim penyelidik penyebab tingginya angka kecelakaan.

Syarov D. Imfath

FOTO:
1. Pesawat Puma mengangkasa. Faktanya sangat jauh tertinggal.
2. Alvin Lie. Tidak ada kaitan dengan minimnya anggaran perawatan.


Daftar Pesawat & Helikopter TNI Jatuh Lima Tahun Terakhir

Desember 2004
Helikopter jatuh di Nabire. Helikopter milik TNI AL itu berisikan lima orang, yakni, pilot Kapten AL Nofi, Kopilot Letnan Satu Putu, satu orang mekanik Sersan Satu Pidiono, dan dua penumpang warga sipil yakni Noviko Goya dan Mayu. Seluruh awak dan penumpang tewas.

23 Desember 2004
Helikopter milik TNI AU jatuh di Wonosobo. Helikopter itu buatan IPTN terbaru. 13 prajurit TNI tewas akibat kecelakaan ini.

21 Juli 2005
Kecelakaan Pesawat CN-235 Alfa 2301 milik TNI AU jatuh di Bandara Malikussaleh, Lhokseumawe tiga personel TNI tewas dan Sultan Deli, Tuanku Othman Mahmud Perkasa Alamsyah tewas.

19 Juli 2006
Sebuah pesawat milik TNI Angkatan Darat jenis Cassa 212-200 terjatuh di Tambak Cilendek, Semarang dekat Bandara Ahmad Yani Kota Semarang.

23 Juli 2007
Pesawat berjenis OV 10F Bronco mesinnya rudak dan meledak pasca tinggal landar di Lanud Abdurrahman Saleh, Malang Jatim. 1 orang tewas dan 2 orang terluka.

16 November 2007
Helikopter Super Puma milik TNI-AU jatuh di bandara Sentani, ibukota Kabupaten Jayapura, Papua, saat sedang melakukan uji terbang. Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Sentani, Kol (Pnb) Dedi Parmadi kepada wartawan di hangar TNI AU di Sentani, mengakui, heli yang dikemudikan Mayor (Pnb) Bambang Yuniar dan Co Pilot Kapten Sonny dengan dua mekanik itu jatuh sesaat setelah terbang setinggi 15 feet.

30 Desember 2007
Pesawat milik TNI Angkatan Laut (AL) jenis Nomad jatuh di Perairan Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Lokasi jatuh pesawat berada di air di kawasan Aneuk Itam atau sekitar 200 meter dari Sabang. Dua orang tewas yaitu Serma Yudi Sumbawan dan Trianda.

22 Februari 2005
Kecelakaan Pesawat Cassa 212-200 Polri Kabupaten Sarmi, di dekat Bandara Mararena Papua, korbannya 15 orang tewas termasuk 4 kru.

7 Januari 2008
Helikopter jenis Twin Pack S58 T milik TNI AU jatuh di Desa Lubuk Agung, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

11 Maret 2008
Helikopter latih milik TNI Angkatan Udara (AU) jenis helikopter Bell 4747-B jenis Soloy H-4712 jatuh di areal perkebunan tebu Cibeureum Barat, Kampung Cinangka, Desa Wanasari, Kecamatan Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kondisi helikopter sudah tua.

26 Juni 2008
Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. 18 penumpang tewas.

05 November 2008
Helikopter milik TNI Angkatan Udara jatuh di sebuah tambak di Dukuh Pilangsari, Desa Pengaradan, Kecamatan Tanjung, Brebes, sekitar pukul 12.30 siang.

6 April 2009
Pesawat Fokker 27 jatuh dan terbakar di Hanggar Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Sebanyak 24 orang menjadi korban dalam kecelakaan tersebut yakni enam awak pesawat dan 18 penumpang, termasuk 17 siswa Pasukan Khusus (Paskhas) Angkatan Udara.

20 Mei 2009
Pesawat Hercules C 130 jatuh dan terbakar di persawahan desa Geplak Kecamatan Karas Magetan. 101 orang tewas dan 11 luka, korban mayoritas anggota TNI dan keluarganya.

08 Juni 2009
Heli TNI AD jenis Bolkow BO105 dengan no HS7112 yang jatuh di Kampung Cibuni, Rawa Beber, Pagelaran, Cianjur. Tiga awak dan penumpangnya, termasuk Kolonel Ricky Samuel, Komandan Pusat Pendidikan (Danpusdik) Kopassus tewas. Sedangkan 1 awak dan 1 penumpang lainnya mengalami luka.

12 Juni 2009
Kecelakaan pesawat TNI kembali terjadi. Heli Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor. Dalam kecelakaan tersebut, 2 tentara mekanik tewas, sedangkan pilot Mayor (pnb) Sobic Fanani dan kopilot Lettu Wisnu, serta tiga anggota TNI lainnya mengalami luka.