Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Wednesday, July 7, 2010

Kala Nasdem Jamah Mesin Politik Golkar

Gerilya Nasional Demokrat ke basis-basis massa Partai Golkar kian memperuncing konflik. Konon Surya Paloh mulai mengambil alih ‘mesin politik’ Golkar di daerah menjadi bakal mesin partainya.


Naskah: Rovy Giovanie
Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham menabuh genderang perang melawan Nasional Demokrat (Nasdem). Meskipun perseteruan para elit Golkar dengan Nasdem telah lama terjadi, namun baru kali ini terlontar pernyataan terbuka dari mulut orang penting partai beringin.
"Sekalian, kalau memang bikin partai seharusnya dia (Surya Paloh) benar-benar mundur dari Golkar. Jadi tegas dan gentleman mengakuinya," ujar Idrus Marham dalam konferensi pers di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (23/6).
Pernyataan keras politisi asal Makassar ini tentu bukan tanpa sebab. Konon, para pengurus Golkar di daerah-daerah kini mulai berbondong-bondong bergabung dengan Nasdem. Bahkan tak sedikit diantaranya yang merupakan tokoh sentral DPD I maupun DPD II Partai Golkar di sejumlah daerah.
Sumber Mimbar Politik malah menyebut kepengurusan Nasdem yang dibentuk di seluruh wilayah 33 provinsi se-Indonesia diambil dari kader Golkar. “Selain karena ada kedekatan moral antara Bang paloh dengan kader Golkar, saya rasa ini juga strategi politik ya. Kita semua kan tahu kalau sejauh ini kader Golkar masih terbaik dalam berpolitik,” tegas sumber tadi kepada Mimbar Politik di Jakarta, Senin (28/6).
Idrus sendiri juga banyak mendapat informasi semacam ini dari kader partai di daerah. "Di beberapa daerah, faktanya pendekatan dilakukan Nasdem, sehingga pengurus Golkar juga jadi pengurus Nasdem. Kami yakin pendekatan mungkin saja dilakukan dengan memakai atribut Golkar," papar Idrus.
Sebeneranya bergabungnya kader parpol ke dalam sebuah organisasi masyarakat (ormas) bukanlah hal luar biasa. Undang-undang juga tidak ada yang melarangnya. Yang menjadikan masalah ini luar biasa bagi petinggi Golkar adalah sosok sang ketua umum Nasdem, Surya Paloh. Sejak kekalahannya dalam Munas Golkar di Pekanbaru, beberapa waktu lalu, Paloh kerap mengkritik pedas dan bahkan menyudutkan partai yang membesarkannya itu. Yang dianggap lebih membahayakan bagi Golkar adalah informasi yang diperoleh Idrus Marham –dan sebenarnya juga telah menjadi rahasia umum—bahwa Nasdem tak lama lagi akan menjelma menjadi partai politik. Inilah yang memaksa para elit Golkar mulai harus bertindak tegas. "Secara politis ada info Nasdem akan menjadi parpol dengan target suara 5-10 persen. Oleh karena itu gentle lah kalau mau mendirikan partai. Silakan mau ke Nasdem atau ke Golkar," tegas Idrus.
Kabarnya, menyusul seruan dari Idrus tersebut, kini Golkar melakukan penertiban terhadap sejumlah kadernya di daerah. Para kader yang ngotot bergabung dengan Nasdem mulai ditertibkan.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Nurul Arifin, tak menampik kemungkinan langkah penertiban itu, meskipun tidak menyebutkan waktunya. “Jelas-jelas ini tidak dapat kami tolerir. Ada aturan internal kami, di awal dengan pencerahan. Kalau sudah tidak bisa, tentu ada langkah lebih lanjut yang bisa diambil," tegas Nurul.
Pun terhadap Surya Paloh sendiri, Nurul kembali menegaskan serius Idrus. Nurul mengingatkan agar Surya Paloh tidak memanfaatkan infrastruktur Golkar untuk memperkuat ormasnya. Nurul menganggap Paloh membangun rumah dengan bahan bangunan orang lain. "Kalau membangun rumah jangan gunakan bahan bangunan rumah orang dong," ingat mantan artis yang masih nampak cantik ini.
Langkah penertiban yang ditempuh Golkar ini nampaknya membuat geram jajaran pimpinan Nasdem. Wakil Sekjen Bidang Organisasi dan Keanggotaan Nasional Demokrat, Samuel Nitisaputra, malah langsung menyerang pribadi Idrus yang dianggap gagal menjalankan tugas sebagai Sekjen. "Yang sekarang berkembang di internal Partai Golkar justru wacana pergantian sekjen yang menjadi tuntutan DPD-DPD Golkar akibat tidak jalan fungsinya. Jadi jangan-jangan sikap Idrus Marham dan Nurul Arifin kemarin pertanda ada faksi kecil di tubuh partai Golkar yang sedang konflik ke faksi-faksi lainnya, kemudian memakai isu Nasdem yang ormas ini sebagai isu yang diangkat untuk mengalihkan isu perpecahan di internal DPP Partai Golkar," tuding Samuel yang juga kader Golkar, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Kekesalan serupa juga dikemukakan salah seorang anggota Dewan Pembina Partai Golkar yang juga menjabat Sekjen Nasdem, Syamsul Muarif. Politisi senior yang kini tersingkir dari kepengurusan harian Partai Golkar ini menganggap pernyaan Idrus tak berdasar. Pasalnya, sampai saat ini Nasdem masih merupakan ormas dan belum menjadi parpol. Karenanya, ia sangat keberatan bila ada penghukuman terjadap kader Golkar di Nasdem atas dasar ‘jika menjadi parpol’.
"Saya itu sudah katakan berulang kali kalau Nasdem itu Ormas. Kami tidak ada niat untuk menjadi partai. Surya Paloh bilang bukan tidak mungkin jadi partai apabila masyarakat menghendaki dan potensinya besar. Yang kita lakukan saat ini adalah melakukan yang terbaik untuk masyarakat," kilahnya.
Tak sedikit pengurus Nasdem yang lantas melakukan kampanye negatif bahwa Golkar ketakutan dengan Nasdem. Namun isu ini buru-buru dibantah sang ketua umum, Aburizal Bakrie (Ical). "Saya sudah katakan berkali-kali. Tidak ada ancaman. Partai Golkar tidak pernah mengancam dan tidak pernah takut diancam. Itu kan partai kecil, ormas kecil. Jadi nggak ada masalah," ujar Ical di Jakarta, akhir pekan lalu.
Meskipun semua pihak berkilah, namun fakta memperlihatkan adanya perseteruan sangat tajam antara Nasdem dengan Golkar. Ini tak bisa dilepaskan dari persaingan yang sangat tajam dalam Munas Partai Golkar di Pekanbaru, Riau, tahun lalu. Meskipun setelah kalah dalam pemilihan ketua umum itu Paloh mendatangi Ical dan mengucapkan kata selamat, namun nyatanya itu hanya di bibir saja.
Hanya beberapa saat setelah Munas, Paloh beberapa kali dikabarkan keluar dari Golkar. Namun, rumor ini sampai detik ini tak terbukti. Yang terjadi, bos Media Group itu justru melakukan ‘perlawanan’ internal dengan mendirikan Nasdem yang kini mulai menghebohkan ini.
Akankah Golkar benar-benar mewujudkan ancamannya? Dan apa pula manuver yang hendak dilakukan Paloh? Kita lihat saja perkembangannya.