Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Thursday, January 21, 2010

Ngamen Politik Hingga Pendongkelan Presiden

Oleh: Rovy Giovanie
Puluhan ribu pendemo berbagai elemen bakal mengguncang Jakarta pada peringatan 100 hari SBY–Boediono, 28 Februari 2010. Targetnya, mulai pendongkelan presiden hingga sekedar orasi politik.

Markas Persatuan Mahasiswa Kristen Indonesia (PMKRI), Senin (18/1), nampak ramai. Ratusan tokoh aktivis pergerakan memadati kantor yang berlokasi di Jl Samratulangi, Jakarta. Beberapa politisi dan tokoh nasional nampak hadir, diantaranya Ali Muchtar Ngabalin, Efendy Ghazali, Adhi Massardi, Usman Hamid, dan beberapa tokoh aktivis ormas Cipayung.
Entah kebetulan atau tidak, mereka adalah para tokoh yang pada Pilpres 2009 lalu merupakan pendukung pasangan Jusuf Kalla – Wiranto. Tetapi, kehadiran para tokoh aktivis iru bukan untuk memenuhi hajatan Kalla ataupun Wiranto, tetapi untuk rapat penting. Mimbar Politik yang mencoba bergabung dalam kerumunan massa itu ternyata menjumpai bahwa mereka ternyata tengah menggelar rapat teknis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) yang mempersiapan aksi demo besar-besaran pada peringatan 100 hari pemerintahan SBY-Boediono, 28 Februari 2010 mendatang.
GIB yang diantara motor penggeraknya adalah para pemimpin ormas Islam terbesar di Indonesia, Din Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah) dan Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU), itu nampaknya tak mau ketinggalan dengan Kelompok Petisi 28 yang lebih dulu mengumumkan rencana aksinya pada tanggal yang sama. Bedanya, bila Petisi 28 secara vulgar mengumumkan targetnya untuk melengserkan SBY-Boedino, maka GIB masih merahasiakan agendanya. “Apa isi tuntutannya, apakah gerakan cabut mandat, kita tunggu 28 Januari nanti,” ujar salah seorang motor penggerak GIB, Efendy Ghazali kepada Mimbar Politik di sela-sela rapat itu.
Rapat yang digelar di kantor PMKRI itu nampaknya bukan satu-satunya yang digelar para aktivis pergerakan. Selama beberapa hari terakhir, pertemuan serupa nampaknya juga dilakukan kelompok-kelompok lain. Petisi 28, misalnya, secara berkala melakukan koordinasi di Doekoen Coffee, sebuah kafe milik mantan Staf Khusus Presiden bidang Pertahanan, Mayjen TNI (Purn) Irvan Edison. Tak hanya aktivis yang hadir disana, tetapi juga beberapa mantan jenderal yang selama ini berseberangan dan sakit hati akibat sikap dan kebijakan SBY.
Kelompok organisasi pergerakan yang dikenal radikal ini kabarnya telah siap 100 persen dengan rencana aksi 28 Januari 2010 mendatang, termasuk puluhan ribu massa yang bakal diturunkan.
Selain itu juga masih ada beberapa aliansi pergerakan lainnya yang belakangan juga sibuk mempersiapkan diri, seperti Aliansi 30 Kampus, Front Perjuangan Rakyat, beberapa lainnya. Bahkan kelompok para pensiunan tentara –banyak diantaranya adalah jenderal purnawirawan-- juga sibuk melakukan rapat di kawasan Gedung Cawang Kencana, Jl Mayjen Sutoyo, Jakarta. Meskipun tak satu pun diantara mereka yang hadir dlam pertemuan itu mau memberi bocoran, namun isi pertemuan bisa ditebak, yakni tak jauh dari rencana aksi besar-besaran pada 28 Januari 2010 nanti. Apalagi mereka yang nampak hadir adalah para pensiunan tentara yang selama ini getol ‘menyerang’ kebijakan SBY-Boediono.
Kelompok politisi ternyata tak mau ketinggalan. Mereka yang saat ini sibuk dengan Pansus Hak Angket Century DPR RI rupanya juga diam-diam melibatkan diri dalam aksi yang menggulirkan isu besar tentang kegagalan SBY itu. Hanya saja pertemuan para politisi dari parpol yang selama ini berseberangan dengan pemerintah itu tidak dilakukan terang-terangan. Ada yang dilakukan di sebuah kamar hotel, atau kadang juga dilakukan secara diam-diam di ruang kerjanya di gedung parlemen. “Biasanya mereka hanya memberi perintah dan arahan. Jadi tidak butuh waktu lama dan hanya melibatkan para pimpinan aksi saja,” tutur sumber Mimbar Politik di kalangan aktivis.
Yang menarik, bahwa penggerak aksi ini ternyata bukan hanya politisi dari parpol non pemerintah, tetapi juga ada yang berasal dari parpol anggota koalisi. Bahkan para pejabat pemerintah aktif pun ada yang ikut bermain. Bedanya, bila politisi non anggota koalisi cenderung berada di belakang aksi yang memasang target lengsernya SBY-Boediono, sedangkan politisi anggota koalisi hanya sebatas menggoyang kabinet atau maksimal Wapres Boediono.
Mungkinkah target ini bisa tercapai? Kalangan pengamat pesimis. Tetapi sebaiknya tunggu saja sampai 28 Januari 2010 nanti.