Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Friday, July 16, 2010

Achsanul: Cukup Banyak Kader Yang Kecewa

Marzuki Alie (MA) merupakan tokoh senior Partai Demokrat yang dikabarkan memendam kekecewaan besar terhadap Ketua Umum DPP, Anas Urbaningrum, lantaran minimnya jatah posisi orang-orangnya di kepengurusan DPP. Kritikan pedasnya terhadap Anas tentang perekrutan Andi Nurpati dalam kepengurusan DPP, beberapa waktu lalu, kabarnya tak lepas dari kekecewaan itu. Benarkah politisi berdarah Palembang ini memiliki faksi tersendiri dalam Demokrat? Berikut wawancara Mimbar Politik dengan mantan Tim Sukses MA, Achsanul Qosasih di Jakarta, Senin (5/7).


Pasca kongres Bandung yang lalu, konflik di Demokrat tampaknya semakin besar. Apa benar demikian?
Kalau bicara kongres, kita tidak bisa pungkiri, itu sangat demokratis. Tetapi prosesnya itu kan ada proses, yang dilakukan ketua umum, tim formatur. Ini memang tidak bisa dikatakan optimal, karena ada sejumlah orang-orang yang memiliki kapasitas tidak masuk dalam kepengurusan. Tapi kita hormati pilihan ketua umum dan formatur. Itulah hasil yang terbaik menurut versi mereka. Kekecewan-kekecewaan yang terjadi dari sejumlah kader itu biasa, tidak mungkin bisa memuaskan semua pihak.

Jadi benar ada kader yang kecewa?
Kekecewaan itu pasti ada. Itu dialami sejumlah kader. Di Demokrat ini ada orang yang bekerja kemudian menjadi pengurus, ada juga yang menjadi pengurus dulu baru menjadi anggota. Kita hanya berharap kepada pengurus-pengurus baru yang belum menjadi anggota agar memiliki kemampuan berkomunikasi dan merekrut anggota baru. Karena Demokrat adalah partai modern dan tidak hanya bergantung dengan satu figur Pak SBY. Jadi kongres 2010 adalah menambah pengurus yang memiliki kemampuan merekrut dan santun dalam berpolitik

Salah satu kekecewaan itu karena masuknya orang baru di jajaran pengurus?
Ya itulah yang sangat disayangkan, seolah-olah ada balas budi dengan Andi Nurpati. Dia yang tidak tahu diri. Seharusnya ketika dia menjadi pengurus kan langsung mundur dan jangan diundur-undur. Mereka (yang tak masuk struktur) juga harus sadar diri kenapa tidak dipilih. Saya juga intropeksi ketika saya tidak dipilih sebagai pengurus PD. Saya harus tetap di parlemen, karena saya sebagai wakil rakyat.

Kalau benar ada yang kecewa, ini kan berpotensi terjadinya faksi-faksi?
Kita belum mengadakan rapat pleno, dan kita belum mengetahui adanya kubu-kubu karena kita sendiri belum dilantik.

Anda sendiri semula dikabarkan akan menjadi Sekjen mewakili kubu MA, tetapi kenyataannya tidak. Anda sakit hati?
Tidak, kecintaan saya terhadap partai demokrat mengalahkan segalanya, termasuk jabatan, Cuma yang menjadi catatan besar kita adalah bahwa partai modern disini adalah lebih berat dengan mengandalkan seorang figur. Ketegasan dalam bersikap, ketegasan dalam menjalankan aturan itu jauh lebih penting untuk menjalankan segalanya. Apakah ini gerombolan dari Andi, Anas ataupun Marzuki harus dihilangkan terlebih dahulu.

Seberapa banyak kader yang kecewa dengan kepengurusan Anas?
Ya, cukup banyak orang (kader) yang kecewa. Saya tetap positif thingking saja dan siap mendukung kepengurusan. Nah inilah tugas seorang pemimpin untuk merangkul semua baik yang memilih dan yang tidak memilih dia. Tetapi, kami (yang kecewa) tidak harus melakukan perlawanan dengan membuat partai baru. Saya kira tidak ada gerakan radikal seperti itu.

Anda yakin Anas mampu bersikap adil terhadap kubu diluar pendukungnya?
Mestinya dia bisa. Kalau sampai sekarang belum kelihatan, karena belum ada agenda yang dijalankan. Nantilah kalau sudah berjalan baru bisa kita lihat, dan mestinya dia bisa. Dengan pengalaman organisasi yang sudah matang, di HMI dan KPU, dia mampu mengakomodir perbedaan menjadi satu kekuatan.