Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Sunday, January 31, 2010

Bila Rekomendasi di Tangan Fraksi

oleh: Rovy Giovanie
Kerja Pansus Angket Century hampir final. Meski rekomendasi akhir belum dihasilkan, namun arahnya sudah bisa ditebak. Apalagi rekomendasi final diserahkan kepada masing-masing fraksi.
Wakil Ketua Pansus Angket Century dari Fraksi PDIP Gayus Lumbuun kecewa. Keinginan fraksinya agar Pansus membuat kesimpulan awal akhirnya kandas. Rapat tertutup yang dilangsungkan Pansus, Selasa (26/1) malam, resmi meniadaan kesimpulan awal hasil pemeriksaan para saksi. Pansus akan langsung mengambil kesimpulan final beberapa waktu ke depan. Keputusan ini akan dibacakan pada Rapat Paripurna DPR tanggal 4 Maret 2010.
"Yang terpenting, malam ini pansus telah merumuskan dan mengkompilasi data yang kami miliki," kata Ketua Pansus, Idrus Marham, usai rapat yang berlangsung alot selama empat jam itu, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1).
Keputusan ini merupakan kemenangan kubu Fraksi Partai Demokrat (FPD). Sejak awal, fraksi pimpinan Anas Urbaningrum ini menolak kesimpulan sementara Pansus. Apalagi sidang pansus selama ini dilakukan terbuka dan langsung diliput oleh media televisi. “Rakyat sudah mendapat gambaran yang sangat lengkap tentang perkembangan Kasus Bank Century. Karena itu, yang diperlukan adalah kesimpulan akhir,” tegas Anas di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (26/1).
Di belakang Demokrat, berdiri dua fraksi yang bersikap sama, yakni Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN), Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB). Sedangkan sisanya menghendaki adanya kesimpulan awal. Namun entah kenapa, belakangan Fraksi PPP dan Partai Golkar ternyata melunakkan sikap. "Untuk membuat kesimpulan sementara saya kira oke saja. Tetapi saya yakin tidak ada, hanya evaluasi. Kalau kesimpulan sementara sama saja asumsi," tegas anggota Pansus dari Golkar, Agun Gunanjar Sudarsa.
Meskipun tanpa dukungan PKS, merapatnya Golkar dan PPP membuat posisi Demokrat diatas angin. Dari total anggota Pansus berjumlah 30 orang, kali ini Demokrat mengantongi dukungan 20 orang. Demokrat memiliki 8 wakil, Golkar 6 orang, dan masing-masing 2 orang untuk PAN, PPP dan PKB. Inilah yang akhirnya mengantarkan Pansus memutuskan untuk meniadakan kesimpulan awal. “Sejak awal saya sudah mengatakan, Demokrat dan Golkar yang paling berkuasa di Pansus. Mereka harus duduk bersama dan membicarakan penyelesaikan di dalam Pansus Century," kata anggota Pansus Angket Century dari FPPP, M Romahurmuzy di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1).
Fakta ini tentu berbeda dengan klaim para vokalis Golkar dan PKS yang memposisikan diri di barisan PDIP, Gerindra dan Hanura. Anggota Pansus dari Golkar, Bambang Soesatyo alias Bamsat, bahkan sempat terang-terangan mempublikasikan adanya pengkubuan di Pansus, yakni antara Demokrat, PAN, PPP dan PKB melawa Golkar, PDIP, PKS, Gerindra dan Hanura. Dengan komposisi ini, kubu Golkar memang unggul karena menguasai 16 kursi anggota Pansus, sedangkan Demokrat hanya 14 kursi.
Entah apa maksud Bamsat melakukan klaim itu, apakah sekedar mencari sensasi di depan para aktivis pergerakah, untuk menaikkan posisi tawar Golkar, ataukah justru untuk merusak reputasi Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie (Ical), di mata SBY. Padahal Bamsat tentunya tahu persis bahwa selama ini Ical selalu ‘tunduk’ ketika SBY mengingatkan agar Golkar merapat ke Demokrat. Apalagi pada hari ketika Pansus menggelar rapat tertutup itu, Selasa (26/1), Presiden meresmikan salah satu proyek jalan tol garapan perusahaan Ical, Bakrie Group, yakni Tol Kanci Pejagan, Cirebon.
Dengan penyerahan rumusan keputusan final Pansus ke fraksi, maka posisi Demokrat justru kian kuat. Meskipun pandangan masing-masing fraksi akan berbeda-beda, namun besar kemungkinan parpol anggota koalisi pada akhirnya akan mengikuti arahan Demokrat. Karena keputusan fraksi mencerminkan sikap parpol. Sedangkan sikap parpol cenderung didominasi keputusan sang ketua umum. Dalam koalisi parpol pendukung pemerintah, nyaris semua ketua umum adalah mereka yang memiliki hubungan dekat dengan SBY, kecuali PKS.
Bila ternyata titik temu tidak berhasil dicapai antarfraksi, kata Idrus, maka hasil rumusan tersebut akan langsung dibawa ke Sidang Paripurna untuk diambil keputusan. Bila hal ini terjadi, maka tak pelak lagi mekanisme voting harus dilakukan. Lagi-lagi posisi Demokrat juga berpeluang besar untuk menang. Taruh saja PKS dan Golkar membelot, Demokrat masih mengantongi 260 kursi dari 560 kursi, atau sekitar 46 persen. Ini berarti Demokrat hanya membutuhkan tambahan suara sekitar 4 persen atau 20 plus 1 kursi untuk memenangkan voting. Kiranya ini tidak terlalu sulit dipenuhi dengan mengambil sebagian suara Golkar. Apalagi mayoritas anggota FPG lebih condong mendukung pemerintah.
Dengan komposisi kekuatan seperti ini, maka secara politis tidak menguntungkan bagi Golkar dan PKS untuk berhadap-hadapan dengan koalisi Demokrat. Selain berisiko untuk terdepak dari koalisi, juga tak memberikan keuntungan politik bagi kedua parpol, selain hanya sekedar pencitraan di mata publik.
Barangkali lantaran ini, PKS belakangan mulai menunjukkan sikap yang lebih bersahabat dengan pemerintahan SBY-Boediono. Setidaknya anggota Pansus Angket Century, Fahri Hamzah memberikan garansi bahwa partainya tidak akan memakzulkan SBY-Boediono lantaran kasus masa lalu. "Kalaupun ada pemakzulan karena pelanggaran, itu harusnya terjadi saat presiden sedang menjabat. Sedangkan kasus Century adalah masa lalu," kata Fahri di sela Rapat Paripurna DPR, Selasa (26/1).
Dengan demikian, maka tak salah pendapat para pakar politik seperti Syamsudin Harris, Soekardi Rinakit dan lainnya yang meyakini bahwa posisi SBY-Boediono masih sangat kuat. Kalaupun Pansus ternyata menemukan indikasi kriminal dalam skandal Bank Century itu, maka tak akan mungkin mampu mengarah ke pelengseran SBY-Boediono. “Tak ada alasan bagi SBY untuk panik,” ujar Syamsudin Harris.

KOMPOSISI ANGGOTA PANSUS
PARPOL JML
Demokrat 8
Golkar 6
PDIP 5
PKS 3
PAN 2
PPP 2
PKB 2
Gerindra 1
Hanura 1
JUMLAH 30



KOMPOSISI ANGGOTA DPR RI 2009-2014
FRAKSI KURSI %

FPD 148 26,40
FPG 106 18,92
FPDIP 94 16,78
FPKS 57 10,17
FPAN 46 8,21
FPPP 38 6,78
FPKB 28 5,00
F-GERINDRA 26 4,64
F-HANURA 17 3,04
Total 560 100,00