Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Thursday, January 21, 2010

GIB Kerahkan 20 Ribu Massa

Oleh: Rovy Giovanie
Berbeda dengan aliansi organisasi pergerakan lainnya, Gerakan Indonesia Bersih (GIB) nampak lebih intelek. Para tokoh yang ada di belakangnya memang para intelektual yang selama ini selalu kritis terhadap pemerintahan SBY-Boediono. Entah kebetulan atau tidak, mereka adalah para tokoh yang pada Pilpres 2009 lalu berada di barisan pendukung pasangan Jusuf Kalla – Wiranto. Sebut saja diantaranya adalah Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Zainal Bintang, Ali Mochtar Ngabalin, Efendy Ghazali, Yudi Latif dan banyak lagi lainnya.

Keikutsertaan GIB dalam aksi 28 Januari 2010 nanti lantaran organisasi yang dibentuk pada 2 Desember 2009 ini memiliki komitmen antikorupsi dan pemberantasan mafia hukum. Pada peringatan Hari Antikorupsi Dunia, 9 Desember 2009, GIB mengerahkan ribuan massa sehingga sempat menimbulkan rumor people power.
Dalam aksi tangal 28 Januari nanti, organisasi yang mengklaim beranggotakan 54 elemen ini bakal mengerahkan sedikitnya 20 ribu massa. Menurut Korlap Aksi, Ton Abdillah dari Ikatan Mahasiswa Muhamadyah (IMM), aksi akan dilakukan dari depan Gedung Indosat Jl MH Thamrin menuju Istana Negara sekitar pukul 13.00 WIB.
Aksi GIB, menurut Efendy Ghazali, merupakan aksi damai. Para pelaku aksi hanya ngamen politik alias orasi politik dari para perwakilan elemen GIB. Namun, pakar komunikasi politik UI ini masih merahasiakan apa tuntutan yang bakal disuarakan. “Apa isi tuntutannya, apakah gerakan cabut mandat, kita tunggu 28 Januari nanti,”ujarnya kepada Mimbar Politik.
Yang pasti, Efendy menyebut lima kegagalan SBY yang akan menjadi sorotan aksi yang akan dipimpinnya bersama Yudi Latif itu. Semuanya akan disampaikan secara ilmiah. “Jadi ada dua PhD (SBY dan Boediono bergela PhD) sehingga pasti ilmiah,”ujarnya.
Meski belum bersedia menyebutkan apa lima kegagalan SBY yang akan menjadi sorotannya, poin-poin itu kabarnya merupakan hasil diskusi yang dilaksanakan di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Rabu (13/1) lalu. Intinya tidak jauh dari isu yang berkembang saat ini, mulai dari kasus Bank Century, kriminalisasi KPK, perburuhan hingga soal AFTA. Dari kesemua poin itu, menurut GIB, SBY telah gagal total. “GIB ingin menyatakan kepada publik bahwa pemerintahan SBY-Boediono adalah pemerintahan yang gagal,” ujar Ton Abdillah.
Meski demikian, Ton berkilah bahwa aksi GIB tak serta merta bisa disimpulkan bertujuan menjatuhkan pemerintahan SBY. “Endingnya memang berbeda-beda, tapi tema besarnya sepakat, SBY gagal,”ujarnya.
Maklum, elemen yang berada dibawah naungan GIB memang beragam. Mulai dari mereka yang terang-terangan menuntut penurunan SBY-Boediono hingga yang cuma mengkritisi kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada rakyat. Diantara kelompok radikal yang masuk dalam aliansi LSM ini adalah Relawan Pembela Demokrasi (RepDem), Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (GMPI), dan beberapa lainnya. Sedangkan organisasi-organisasi induk semacam PBNU, PP Muhammadiyah, HMI, PMII, dan sejenisnya cenderung mengkritisi pemerintahan SBY secara normatif. Maklum, massa organisasi semacam itu memang bertebaran dimana-mana, termasuk dalam pemerintahan yang berkuasa saat ini.