Traffic

CPX

PTP

DOWNLOAD KOLEKSI FILM KAMI

Sunday, April 11, 2010

Road to Demokrat-1: Maraknya Pertarungan di Basis Suara

Naskah: Rovy Giovanie
Bila di permukaan hanya Andi Mallarangeng yang aktif bermanuver, maka pertarungan di bawah permukaan justru lebih meriah. Anas dan Marzuki rupanya juga sudah gencar menggarap basis suara.

Aktivitas Adji Massaid belakangan ini kian padat. Bukan lantaran anggota DPR RI asal Partai Demokrat ini kembali menekuni dunia persinetronan. Bukan juga karena jadwal sidang di Senayan yang kian padat. Tetapi karena suami Angelina Sondakh ini punya tugas khusus sebagai Koordinator Lapangan Tim Sukses Anas Urbaningrum. Pantas bila Adji harus sibuk menggalang dukungan dari DPC dan DPD, bahkan tak jarang juga harus terjun langsung ke berbagai daerah di tanah air.
Yang membuat politisi bernama lengkap Chandra Pratomo Samiadji Massaid ini agak tenang adalah kehadiran sekitar 359 DPC dan DPD –dari total 560 pemegang hak suara dalam kongres—pada silaturrahmi yang digelar Anas Urbaningrum di Hotel Sultan Jakarta, akhir Maret 2010 lalu. Menurut Adji, kehadiran mereka tak sekedar untuk memeriahkan acara, tetapi benar-benar memberi dukungan buat Anas untuk menuju kursi Demokrat-1.
Inilah yang menjadi tantangan Adji saat ini, yakni menjaga keutuhan dukungan tersebut. “Program kerja pemenangan tim kami adalah mempertahankan dukungan 359 DPC dan DPD se-Indonesia serta meyakinkan yang belum memberi dukungan,” tegasnya di Jakarta, Jumat (2/4).
Bukan tugas mudah tentunya. Apalagi kandidat lain sudah pasti tak akan tinggal diam. Mereka juga berusaha meraih dukungan sebesar-besarnya dari para pemegang suara dalam kongres nanti. Apalagi intimidasi dan praktik money politics kabarnya juga sudah terjadi, meskipun secara sembunyi-sembunyi. “Kepada para kader Demokrat di daerah selalu saya sampaikan, kalau ada yang mau memberi uang silakan diterima saja, tetapi jangan sampai mempengaruhi hati nurani dalam memilih. Ini penting biar mereka yang melakukan money politics itu kapok,” ujar Ketua Tim Sukses Anas Urbaningrum, Ahmad Mubarok, di kantor Mimbar Politik, Jumat (2/4).
Sejauh ini emmang belum ada pernyataan terbuka dari lapangan yang menyebutkan adanya pembelian suara di tingat DPC dan DPD oleh kandidat tertentu. Namun sumber Mimbar Politik di Surabaya menyebutkan, adanya tim daerah dari calon tertentu yang aktif menjamu para pimpinan DPC dan DPD di sejumlah kabupaten di Jawa Timur. “Saya sendiri sempat ikut hadir, lumayan juga dapat uang saku,” ujar sumber salah seorang pengurus DPC Partai Demokrat di Surabaya itu.
Mubarok tak menafikan kemungkinan adanya jual-beli suara semacam itu. Tetapi, ia tak percaya bila politik uang itu dilakukan dipermukaan seperti laiknya terjadi dalam Munas Partai Golkar, beberapa waktu lalu. “SBY pasti tidak akan tinggal diam bila itu terjadi,” ujarnya.
Sebagai kandidat dengan kantong paling cekak, Anas memang tak mungkin bisa menang bila pertarungan dalam kongres nanti menghalalkan politik uang. Bisa dimaklumi bila salah satu materi kampanye Tim Sukses Anas ke daerah-daerah adalah mewacanakan persaingan yang santun dan sehat, tentu saja selain memperkenalkan visi dan misi sang kandidat. “Kalau sekedar uang saku untuk transport pulang pergi ya bisa dimaklumi. Itu bukan politik uang,” sambung Mubarok.
Meski belum dideklarasikan, Tim Sukses Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI ini memang sudah lengkap. Sejumlah politisi senior Demokrat aktif di dalamnya. Mendampingi Mubarok adalah Yahya Sachawirya (Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat). Ada juga nama Benny K Harman (Ketua Komisi III DPR RI), Ruhut Sitompul (Ketua DPP), Jhony Allen Marbun (Ketua DPP), Hayono Isman (anggota Dewan Pembina), dan beberapa lainnya. Politisi cantik mantan artis, Angelina Sondakh, juga duduk sebagai Sekretaris Tim Sukses.
Selain itu, para pendukung dan simpatisan Anas kabarnya ikut bergerak di lapangan, termasuk para sahabat Anas semasa menjabat Ketua PB HMI. Bahkan beberapa donator yang kabarnya sudah banyak yang menghubungi Tim Sukses Anas. “Memang sudah beberapa yang menawarkan bantuan, tetapi saya sampaikan kepada mereka agar jangan berpikir negatip. Jangan pernah berpikir money politics,” tandas Mubarok.
Dengan modal jalinan komunikasi yang telah dibinanya selama lima tahun terakhir dengan DPC dan DPD di seluruh Indonesia, Anas yakin akan meraih dukungan besar. “Dukungan itu makin terasa kuat. Ini yang akan berjalan terus sampai nanti kongres,” kata Anas optimis kepada Mimbar Politik di kantornya, Selasa (6/4).
Benar atau tidaknya klaim Anas baru bisa dibuktikan dalam kongres mendatang. Yang jelas, kubu Andi Mallarangeng (AM) juga tak tinggal diam. Pekan lalu, Meneg Pemuda dan Olahraga ini menyisihkan waktu khusus untuk bersafari ke hampir seluruh wilayah Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Hasilnya, menurut Sekretaris Tim Sukses AM, Ramadhan Pohan, cukup memuaskan. Tak hanya berhasil mengaet dukungan dari DPC dan DPD di Jawa Tengah yang sejak awal memang mendukung Agus Hermanto –kini bergabung dengan Andi--, tetapi juga dari Jawa Timur yang notabene merupakan basis dukungan suara Anas Urbaingrum. “Dukungan itu murni datang dari bawah. Tidak diatur-atur,” tegas Ramdhan Pohan kepada Mimbar Politik, pekan lalu.
Selasa (6/4) pekan lalu, giliran daerah luar Jawa mengalirkan dukungan buat AM. Adalah Radityo Gambiro yang semula hendak mencalonkan diri akhirnya mengalihkan suara pendukungnya kepada AM. Ia datang ke markas Tim Sukses AM di Jl Proklamasi, Jakarta, bersama lima pimpinan DPC yang mewakili 115 DPC dari 16 provinsi. Lima perwakilan dari 115 DPC itu yakni Ketua DPC Majene Sulawesi Barat, Ketua DPC Deli Serdang, DPC Gorontalo Utara, Ketua DPC Aceh Besar dan Ketua DPC Barito Selatan. "Kami pendukung Radityo Gambiro memutuskan untuk memberi dukungan kepada Andi Mallarangeng di Kongres 20-23 Mei mendatang di Bandung," ujar Burhani, Ketua DPC Barito Selatan.
Pengalihan dukungan ini dikemas cukup apik dengan mengundang awak media. Sayangnya AM sendiri tak nampak hadir pada acara itu. Dia diwakili Ramadhan Pohan dan I Wayan Gunasran, Wakil Ketua Tim Sukses AM. Juga terlihat Edhie Baskoro Yudhoyono ikut menyambut limpahan suara dukungan itu. "Dukungan terus bertambah dan popularitas naik, itu menambah kepercayaan kami untuk mencalonkan Andi Mallarangeng," tegas Ramadhan.
Tak tanggung-tanggung, Ramadhan mentargetkan kemenangan dalam satu putaran. Bahkan kalau bisa, Tim AM mengupayakan kemenangan secara aklamasi, tanpa melalui voting. “Kami yakin bisa mencapai itu,” ujar Ramadhan.
Entah bagaimana otak-atik dukungan yang dilakukan Ramadhan hingga bisa meraih suara mayoritas. Padahal kubu Anas justru telah mengklaim dukungan sekitar 70 persen DPC dan DPD. Belum lagi dengan Marzuki Alie yang pasti juga memiliki pendukung di tingkat basis suara.
Dibandingkan AM dan Anas, Marzuki sejauh ini memang belum menyampaikan klaim jumlah dukungan. Namun, hal ini sama sekali Tim Sukses Ketua DPR RI ini tinggal diam. Max Sopacua, misalnya, belakangan nampak aktif melakukan pendekatan dengan DPC, tidak hanya di daerah asalnya, Ambon, tetapi juga daerah-daerah lain. Begitu pun dengan Achsanul Qosasih dan anggota Tim Pemenangan Marzuki lainnya. Belum lagi dengan pendukung setia Marzuki sendiri dari kawasan Sumatera.
Yang jelas, dengan posisinya sebagai mantan Sekjen, Marzuki bukanlah orang asing di mata para pengurus DPC dan DPD Partai Demokrat di Indonesia. Apalagi dengan posisinya sebagai Ketua DPR RI saat ini, Marzuki memiliki akses yang cukup terbuka untuk menjalin komunikasi politik dengan basis suara Denokrat di daerah. Kalaupun sejauh ini Marzuki terkesan dingin-dingin saja, hal ini tak lepas dari strategi dan gaya politik sang kandidat. “Yang jelas komunikasi yang terjalin terus menerus dengan kader di daerah tetap berjalan dengan baik,” tandas Marzuki.
Santainya Tim Marzuki ini tak pelak menimbulkan dugaan dari sejumlah politisi Demokrat sendiri, bahwa mantan Sekjen DPP Partai Demokrat itu memang tak punya ambisi untuk menduduki kursi ketua umum. Keikutsertaannya dalam bursa calon ketua umum kabarnya lebih dilandasi oleh semangat demokrasi. Diperkuat lagi dengan pengalaman-pengalaman masa lalu dimana Ketua DPR adalah pimpinan parpol. “Tapi saya melihat Marzuki Alie bukan orang yang ambisius,” komentar Mubarok.
Entah karena alasan itu ataukah lantaran adanya deal tersembunyi, sehingga Mubarok memperkirakan Marzuki akhirnya akan merapat ke Anas Urbaningrum, yang relative lebih memiliki kedekatan dan kesamaan visi dan misi. Benar atau tidaknya dugaan ini, lagi-lagi, belum bisa dipastikan. Yang jelas, baik Anas maupun Marzuki hingga detik ini memang sama-sama belum melakukan deklrasi. Apakah kedua tokoh ini akan menyatu sebelum deklarasi? Kita tunggu saja perkembangannya.